HATI BERCAHAYA


Mungkin yang anda cari ada di sini.
silakan search....!


















Rabu, 01 Desember 2010

Hati Menjadi Bercahaya

"Jika kamu menyembunyikan apa yang ada dalam hatimu atau kamu melahirkannya, pasti Allah mengetahui'. Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Ali-Imran (3): 29)
Sangat jelas ayat ini menjelaskan bahwa segala sesuatu yang kamu sembunyikan di dalam hatimu, pasti Allah mengetahuinya dan Allah mempertegasnya dengan, "Allah mengetahui apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
Problem terberat dari menjaga konsistensi perjuangan dalam meningkatkan kualitas iman dan ibadah kita kepada Allah adalah pada menjaga terbolak-baliknya hati. Karena dari hati segalanya dimulai. Hati itu, kata Rasulullah, lebih cepat terbolak-baliknya daripada air yang sedang mendidih.
Al-Ghazali mengatakan di dalam bukunya yang berjudul Mutiara Ihya Ulumuddin, katanya, "Ketahuilah, bahwa hati memiliki pintu yang padanya setan menembus menuju pintunya yang berhubungan dengan alam gaib. Setan membisikan sesuatu didalamnya sebagaimana malaikat membisikan. Sifat-sifat tercela merupakan tempat masuk setan menuju hati. Maka dengan kadar, tertutupnya semua sifat itu, maka jalan-jalan setan menjadi sempit atau tertutup. Dan dengan kadar terbukanya sifat-sifat tersebut, maka pintu-pintu dan jendela itu menjadi luas bagi setan. Engkau berada diantara dua keadaan, yaitu menutup pintu ini sehingga hati menjadi tempat hikmah dan turunnya para malaikat, dan membukanya sehingga hati menjadi tempat sarang setan".
Tak heran bila, Ummu Salamah, istri Rasulullah SAW., ketika ditanya do'a apa yang paling banyak di baca oleh Rasulullah, ia mengabarkan bahwa do'a yang sering di baca oleh Rasulullah adalah, "Wahai Allah yang membolak-balikkan hati, teguhkanlah hati ini diatas agama-Mu" (HR. Tirmidzi)
Allah SWT. berfirman, "Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati". (QS. Al-An'am (6): 48)
Karena kesedihan bisa memepengaruhi suasana hati. Sementara hati akan menjadi pekat kalau selalu dirundung kesedihan, karena meratapi hilangnya dunia. Namun sebaliknya menurut Abdul hamid Al-Bilali, Manhaj Tabi'in fi Tarbiyah An-Nafs, kalau kesedihan itu karena meratapi sesuatu yang hilang dari urusan ukhrawi akan menyebabkan hati menjadi tenang dan tentram. Maka ketahuilah, bahwa:
"Hati akan bersinar dengan kesedihan karena menyesal atas habisnya umur yang sia-sia tanpa amal yang bermanfaat. Hati akan bersinar dengan kesedihan, karena menyesal atas maksiat yang telah dikerjakan, sehingga hati menjadi takut kalau hal itu akan menghalangi diri dari masuk surga Allah. Hati akan bersinar dengan kesedihan karena menyesal atas tindakan menyia-nyiakan hukum Allah dengan mengambil alih hukum-hukum buatan manusia. Hati akan bersinar dengan kesedihan karena menyesal atas terhinanya kaum muslimin karena mereka telah di kuasai oleh orang-orang kafir. Hati akan bersinar dengan kesedihan karena menyesal atas perpecahan yang terjadi di tubuh para ulama/da'i-da' i muslim karena egoisme mereka yang hanya sibuk dengan urusan pribadi daripada memikirkan tujuan dakwah yang lebih utama."
Dan penyesalan ini akan menjadi sia-sia kalau penyesalan ini dilakukan saat kiamat yang kita semua tidak tahu kapan terjadinya, datang menghampiri kita semua, sebagaimana yang Allah SWT. Firmankan di dalam Al-Qur'an Surat Al-An'am ayat 31 yang artinya sebagai berikut:
"Sungguh telah rugilah orang-orang yang telah mendustakan pertemuan mereka dengan Allah; sehingga apabila kiamat datang kepada mereka dengan tiba-tiba, mereka berkata:"Alangkah besarnya penyesalan kami terhadap kelalaian kami tentang kiamat itu!", sambil mereka memikul dosa-dosa di atas punggungnya. Ingatlah, amatlah buruk apa yang mereka pikul itu." (QS. Al-An'am (6): 31)
Wallahu a'lam